Pengembangan Kehidupan Sosial
Dalam Pelayanan Konseling Di SMP
Pengantar
Konselor Sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari memberikan pelayanan kepada siswa asuhnya haruslah di dasarkan pada Tugas Perkembangan Siswa. Tugas perkembangan siswa pada setiap satuan pendidikan pada hakekatnya berbeda, tergantung dari tingkat satuan pendidikan yang dilayaninya. Pada siswa tingkat satuan pendidikan menengah pertama tugas perkembangan yang dilalui adalah sebagai remaja awal.
Berbagai bentuk layanan yang diberikan mengacu pada 4 (empat) bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar dan karir) yang diberikan melalui berbagai jenis layanan.
Tulisan ini dibatasi pada pemberian materi bidang sosial yang dapat dilaksanakan melalui berbagai layanan, yakni:
(1) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial, seperti:
— Kegiatan gotong royong
— Perjamuan
— Seminar, lokakarya, diskusi, belajar kelompok dan kegiatan kelompok lainnya
— Rapat besar
(2) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial, seperti:
— Pemahaman terhadap orang lain
— Kiat berteman
— Hubungan antarremaja
— Hubungan dalam keluarga
— Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat
— Data sosiogram
—
(3) Layanan Penempatan/Penyaluran: Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi, sosial, belajar, dan karir dapat dilakukan melalui penempatan di dalam kelas (berkenaan dengan tempat duduk), pada kelompok belajar; diskusi, magang; krida; latihan keberbakatan//prestasi, kegiatan lapangan, kepanitiaan, serta kegiatan layanan bimbingan/konseling kelompok. Masing-masing penempatan/penyaluran itu dapat dimaksudkan untuk mengembangkan satu atau lebih kemampuan peserta didik: kemampuan pribadi, sosial, belajar, karir.
(5) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial, seperti:
— Cara berbicara dengan orang yang berbeda-beda (teman sebaya, orang yang lebih tua, anggota keluarga)
— Kemampuan pidato
— Menyampaikan pendapat secara lugu (assertive) kepada orang lain
— Mendengar, memahami dan merespon secara tepat dan positif pendapat orang lain
— Melihat kebaikan orang lain dan mengekspresikannya
— Menulis surat persahabatan
— Mengucapkan salam; terima kasih; meminta maaf
— Kemampuan berdiskusi; bermusyawarah
— Menyusun makalah
(6) Layanan Konseling Perorangan:
Materi yang dibahas dalam layanan konseling perorangan tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu, melainkan akan diungkapkan oleh klien ketika layanan dilaksanakan. Apapun masalah yang diungkapkan oleh klien (masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir), maka masalah itulah yang dibahas dalam layanan konseling perorangan. Dalam hal ini konselor dapat memanggil peserta didik (yaitu peserta didik yang menjadi tanggung jawab asuhannya) untuk diberikan layanan konseling untuk masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir), namun konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dikemukakan sendiri oleh peserta didik yang menerima layanan konseling perorangan.
(7) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi
hubungan sosial, seperti:
— Hubungan muda-mudi
— Suasana hubungan di sekolah: antarsiswa, guru-siswa, antarpersonil sekolah lainnya
— Peristiwa sosial di masyarakat: demo brutal, bentrok antarwarga
— Peranan RT/RW
— Toleransi, solidaritas
(8) Layanan Konseling Kelompok:
Seperti untuk layanan konseling perorangan, materi yang dibahas dalam konseling kelompok tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor, melainkan akan dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok. Apapun masalah yang diungkapkan oleh anggota kelompok tersebut, dan terpilih untuk dibicarakan (apakah masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir) itulah yang dibahas melalui layanan konseling kelompok. Dalam hal ini konselor dapat mengikutsertakan seorang atau lebih peserta didik yang diasuhnya untuk menjadi anggota kelompok dan menjalani layanan konseling kelompok dengan masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir) dan dapat mengupayakan agar masalah tersebut dapat dibahas, namun konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dipilih oleh kelompok untuk dibahas dalam konseling kelompok.
(9) Layanan Konsultasi:
Seperti untuk layanan konseling perorangan, materi yang dibahas dalam layanan konsultasi tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor, melainkan akan dikemukakan oleh konsulti ketika layanan berlangsung. Apapun masalah yang diungkapkan oleh konsulti tentang peserta didik yang hendak dibantunya (apakah masalah pribadi, sosial, belajar , atau karir) itulah yang dibahas dalam layanan konsultasi. Konselor dapat memperkirakan apa yang hendak dikemukakan oleh konsulti untuk dibahas dalam layanan konsultasi, namun konselor harus mengutamakan pembahasan masalah yang dikemukakan sendiri oleh konsulti.
(10) Layanan Mediasi:
Masalah yang menyebabkan perselisihan pada dasarnya adalah masalah sosial. Dalam hal ini layanan mediasi pertama-tama menangani hubungan sosial di antara pihak-pihak yang berselisih. Dalam pelaksanaan layanan mediasi boleh jadi akan muncul masalah pribadi, masalah belajar, masalah karir, dan masalah sosial lainnya yang perlu ditangani oleh konselor.
(11) Aplikasi Instrumentasi:
Instrumen tes dan nontes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir bentuk dan isinya bermacam-macam, seperti:
— Tes Inteligensi
— Tes Bakat
— Inventori Minat Karir
— Inventori Kreativitas
— Inventori Kepribadian: Self-Esteem; Locus of Control
— Inventori Hubungan Sosial
— Inventori Tugas Perkembangan
— Sosiometri
— Alat Ungkap Masalah: Masalah Belajar, dan Masalah-masalah lainnya
— Tes Hasil Belajar
— Tes Diagnostik
Masing-masing instrumen di atas ada yang mengukur atau mengungkapkan satu atau lebih kondisi diri peserta didik: kondisi diri pribadi, hubungan sosial, kemampuan belajar, dan atau arah/kemampuan karir.
(12) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan
sosial, seperti:
— Sosiogram
— Teman dekat
— Data hubungan sosial
— Masalah sosial
(13) Konferensi Kasus: Masalah sosial, seperti:
— Suka menyendiri
— Menganggu teman
(14) Kunjungan Rumah:
Kegiatan kunjungan rumah dapat membawa satu atau lebih masalah peserta
didik (masalah pribadi, sosial, belajar, dan atau karir) untuk dibicarakan dengan orang tua dan atau keluarga.
— Motivasi berprestasi
— Otobiografi: Kisah orang-orang sukses
(15) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang
kemampuan hubungan sosial, seperti:
— Suasana hubungan “Saya Oke, Kamu juga Oke”
— Kiat bergaul
(16) Alih Tangan Kasus:
Materi alih tangan kasus merupakan pendalaman terhadap masalah pribadi,sosial, belajar, dan atau karir peserta didik yang semula ditangani oleh konselor, dan selanjutnya memerlukan penanganan oleh pihak lain yang berkeahlian/berkewenangan.
Penutup
Pada hakekatnya Konselor Sekolah dalam memberikan pelayanan konseling yang sudah terstruktur dalam program dapat mengembangkan materi sesuai dengan kebutuhannya. Materi-materi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Bogor, Agustus 2007
Akur Sudianto
3 komentar:
wah thank ya
Semoga Sukses dengan Pekerjaannya pak....
Wooooooow bagus sekali,......coba buka blog yang lain tentang Akur Sudianto (ASWINDO,IGPI,dan Counselor)
Posting Komentar